Korea Utara pada hari Minggu (1/9/19) mengkritik laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengungkapkan bahwa rezimnya menggunakan serangan siber untuk mendanai program-program senjata pemusnah massal, dan menyebut laporan tersebut difabrikasi.
Menurut Kantor Pusat Berita Korea Utara (KCNA), juru bicara rezim itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa laporan tersebut merupakan sebuah "kebohongan" dan dalih untuk menekan sanksi terhadap Pyongyang.
Juru bicara itu kemudian membandingkan laporan PBB tersebut dengan propaganda "fasis Hitler".
Ditambahkannya, sebuah peringatan bahwa Korea Utara tidak akan menoleransi aksi apapun yang merendahkan harga diri negaranya.
Pada bulan lalu, mengutip sebuah laporan rahasia PBB, Associated Press dan media lain melaporkan bahwa Pyongyang diperkirakan telah menghasilkan 2 miliar dolar AS untuk program-program WMD melalui serangan siber dengan mencuri dari bank-bank dan pertukaran mata uang kripto.