Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memiliki kesempatan untuk negaranya menjadi "Raksasa ekonomi yang luar biasa", sembari menambahkan juga "Namun tidak dapat memperoleh hal tersebut dengan memiliki senjata nuklir".
Ungkapan ini dilontarkan dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi CBS dalam acara yang berjudul "Face the Nation" pada hari Minggu (3/2/19) waktu setempat.
Ketika ditanya kapan dia hendak bertemu dengan Kim Jong-un dalam KTT ke-2, Trump mengatakan bahwa dia kemungkinan akan mengumumkan jadwal tersebut dalam pidato urusan pemerintah yang akan diadakan pada hari Selasa malam waktu setempat atau sesaat sebelumnya.
Mengenai penilaian terakhir dari Direktur Badan Intelijen AS Dan Coats bahwa hampir tidak mungkin Korea Utara akan menyerahkan program senjata nuklirnya, Presiden Trump mengatakan bahwa masih ada kemungkinan. Namun dirinya juga mengatakan bahwa kemungkinan besar kedua negara akan mencapai kesepakatan terhadap denuklirisasi karena Korea Utara terletak di antara Rusia, Cina dan Korea Selatan sambil menekankan bahwa dirinya adalah pakar real estate. Ungkapan ini mengemukakan bahwa lokasi Korea Utara sangat penting.
Sementara itu, Presiden Trump juga ditanya perihal apakah dirinya berencana untuk tetap meletakkan pasukan AS di Korea Selatan.
Dia mengatakan bahwa AS tidak memiliki rencana untuk menarik pasukan, dan juga tidak pernah ada bahasan mengenai hal tersebut meskipun dirinya sadar betul bahwa dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk terus menjaga pasukan militer AS di Korea Selatan.
Selain itu, Trump menggarisbawahi peran China dalam mewujudkan denuklirisasi Korea Utara, dengan mengatakan bahwa Beijing sangat membantu, terutama pada tahap awal perundingan dengan Korea Utara.