AS mengumumkan sanksi baru terhadap Korea Utara pada hari Kamis (13/9/18) dengan menargetkan dua perusahaan di China dan Rusia serta seorang warga Korea Utara. 

Departemen Keuangan AS mengatakan pihaknya memasukkan perusahaan yang berbasis di Rusia, Volasys Silver Star dan China Silver Star yang berbasis di China serta seorang CEO Jong Song Hwa karena melanggar sanksi AS.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan sanksi tersebut dimaksudkan untuk menghentikan aliran pendapatan gelap ke Korea Utara dari para pekerja IT di luar negeri yang bersembunyi di balik perusahaan asing.

AS memberlakukan sanksi tersebut untuk memblokir kemungkinan target serangan properti dan melarang semua warganya melakukan kegiatan bisnis dengan mereka. 

Departemen tersebut menyebut bahwa dua perusahaan teknologi informasi yang berada di China dan Rusia sebenarnya dikontrol oleh Korea Utara.

China Silver Star telah mendapatkan keuntungan jutaan dolar dari proyek kolaborasi dengan perusahaan Cina, sementara Volasys Silver Star yang berdiri pada awal 2017 telah menerima laba ratusan ribu dolar dalam waktu kurang dari satu tahun.

AS menerapkan sanksi tersebut seminggu setelah jaksa federal AS menuduh seorang programmer komputer Korea Utara atas kejahatan cyber utama termasuk serangan cyber 2014 di Sony Pictures Entertainment.