Korea Selatan dan Korea Utara akan mengadakan pembicaraan militer tingkat tinggi pada hari Kamis (14/6/18) untuk membahas berbagai cara mengurangi ketegangan lintas perbatasan.
Dalam pertemuan yang akan diadakan di sisi utara desa gencatan senjata Panmunjeom pukul 10 pagi, kedua belah pihak kemungkinan akan membahas langkah-langkah tindak lanjut pada deklarasi KTT antar-Korea yang menyerukan upaya meredakan ketegangan militer dan menghilangkan bahaya perang.
Pembicaraan tingkat umum diharapkan dapat membahas pemulihan lengkap saluran komunikasi militer, pelembagaan pembicaraan militer, dan penciptaan hotline antara pemimpin militer.
Penggalian sisa-sisa tentara yang gugur di Zona Demiliterisasi, yang Presiden Moon Jae-in sebutkan dalam pidato Hari Pahlawannya minggu lalu, juga akan dimunculkan sebagai agenda.
Terkait keputusan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un untuk menyetujui pemulihan dan repatriasi para prajurit di Semenanjung Korea, kedua Korea juga dapat membahas peluncuran proyek trilateral mengenai pemulangan korban perang.
Ada spekulasi bahwa Korea Utara mungkin menggunakan perundingan militer antar-Korea sebagai kesempatan untuk meminta penangguhan latihan militer Ulchi Freedom Guardian antara Korea Selatan dan AS, berdasarkan pernyataan Trump dalam KTT Singapura.
Korea Selatan akan mengirim lima anggota delegasi ke perundingan yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Angkatan Darat Kim Do-gyun, sementara delegasi Korea Utara akan dipimpin Letnan Jenderal Angkatan Darat, Ahn Ik-san.
Pembicaraan militer tersebut menjadi pemicaraan pertama antara dua Korea sejak Desember 2007.