Sejumlah 3800 orang anggota keluarga terpisah di Korea Selatan meninggal tahun lalu tanpa mendapat kesempatan untuk bertemu dengan keluarganya di Korea Utara.
 
Menurut sistem informasi keluarga terpisah yang dikelola Kementerian Unifikasi dan Palang Merah Korea pada hari Jumat (16/2/2018), jumlah pemohon reuni keluarga terpisah hingga bulan lalu sejak tahun 1988 mencapai 131.447 orang, di antaranya sejumlah 72.762 orang telah meninggal dan 58.685 orang masih hidup.
 
Meskipun hubungan Korsel dan Korut sedang membaik, para keluarga terpisah tidak bisa mewujudkan harapan mereka untuk bertemu anggota keluarganya pada hari raya, bahkan tahun lalu sebanyak 3.795 orang pemohon reuni keluarga terpisah meninggal dunia. Pada bulan Januari tahun ini, 455 orang pemohon reuni keluarga terpisah meninggal.
 
Berdasarkan usia, pemohon reuni keluarga terpisah yang masih hidup dan berusia di atas 90 tahun sebanyak 13.638 orang, kalangan 80-89 tahun 24.328 orang, kalangan 70-79 tahun 12.805 orang, kalangan 60-69 tahun 4.506, dan kalangan di bawah 59 tahun 3.408 orang. Dengan demikian, rasio kalangan berusia 80-an ke atas mencapai 64,7%. Selain itu, umur anggota keluarga terpisah makin lama akan makin menua.
 
Menurut Palang Merah Korea Selatan, acara reuni keluarga terpisah antar-Korea dimulai pada bulan September 1985 dan sebanyak 19.928 orang dari 4.185 keluarga telah bertemu dengan keluarganya yang terpisah dalam 21 kali reuni. 
 
Di samping itu, dalam 7 reuni melalui video, sebanyak 3.748 orang dari 557 keluarga dapat menyaksikan wajah anggota keluarganya yang terpisah, dan sebanyak 600 orang anggota keluarga terpisah telah saling bertukar surat.
 
Reuni keluarga terpisah terakhir digelar di Gunung Geumgang pada bulan Oktober 2015.