Menyambut genap 1 tahun dimulainya unjuk rasa dengan lilin pada tanggal 29 Oktober mendatang, mulai hari Sabtu (21/10/2017) ini, alun-alun Gwanghwamun menjadi ramai kembali dengan para demonstran.
Mereka menuntut 3 hal secara garis besar, yakni reformasi sosial, penghapusan kebobrokan politik dan sosial yang telah lama berlangsung dan tuntutan perdamaian dengan mengkritik Trump.
Pada pukul 5 sore, sebuah lembaga sipil yang mengkritik mantan Presiden Lee Myung-bak mengadakan jumpa pers dan meminta kejaksaan untuk menahan mantan Presiden Lee yang berusaha mengubah opini publik pada saat pilpres 2012 lalu melalui BIN dan merugikan negara akibat kegagalan kebijakan diplomatiknya dan juga korupsi.
Pada pukul 7 malam, 'Serikat 16 April' yang terdiri dari warga sipil dan keluarga korban kapal Sewol mengkritik adanya intervensi dan penipuan dalam pelaporan dan investigasi kasus tenggelamnya kapal Sewol. Pada waktu yang sama, 20 anggota sipil lainnya menuntut Presiden AS Donald Trump yang terus mengangkat kemungkinan aksi militer terhadap Korea Utara.
Pada tanggal 28 Oktober mendatang, unjuk rasa dengan lilin akan dilanjutkan oleh kalangan sipil yang memimpin unjuk rasa tersebut sejak tahun lalu, untuk menyambut genap 1 tahun sejak tuntutan mundur terhadap Park Geun-hye, sekaligus mengkritik masalah-masalah terkini, termasuk reformasi media dan normalisasi siaran publik seperti KBS.