Jumlah pasien yang menderita demam berat disertai Sindrom Trombositopenia (SFTS) dinyatakan meningkat saat kegiatan di luar ruangan bertambah dengan suhu udara yang sejuk baru-baru ini.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyatakan bahwa jumlah korban meninggal karena terkena virus SFTS setelah digigit tungau atau kutu tercatat 31 orang.
Angka ini merupakan yang tertinggi setelah SFTS dimasukkan UU ke dalam daftar penyakit infeksi pada tahun 2013 lalu. Jumlah korban tahun ini meningkat sekitar 2 kali lipat dibandingkan dengan 19 orang korban pada tahun 2016 lalu.
SFTS ditularkan oleh kutu dan mereka yang terinfeksi akan menderita gejala seperti flu, termasuk demam dan nyeri tubuh, setelah masa inkubasi satu hingga dua minggu.
Persentase kematian dari pasien yang terkena virus SFTS setelah digigit tungau, melebihi 30%, sehingga penting untuk meminimalkan pengeksposan kulit di saat aktif di luar gedung untuk mencegah digigit tungau atau kutu.