Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tidak terlihat selama seminggu terakhir, setelah dirinya bersama istri Lee Sul-ju menghadiri pesta perayaan tes peluncuran rudal balistik Hwaseong-14 yang kedua di akhir bulan Juli. 

Dalam situasi seperti itu, Korea Utara tetap berupaya meningkatkan tekanan dan ancaman ke arah AS, untuk menanggapi sanksi baru nomor 2317 yang diadopsi Dewan Keamanan PBB pada hari Minggu (6/8/2017). 

Kementerian Luar Negeri Korea Utara juga mengecam keras RUU sanksi terhadap Korea Utara, Rusia dan Iran yang diloloskan Kongres AS, sebagai perilaku menggertak. 

Komisi Asia Pasifik Negara, Partai Buruh Korea Utara turut mengancam AS untuk memilih perubahan kebijakan terhadap Korea Utara atau AS akan "berakhir".  

Sebelumnya, Kim Jong-un pernah tampil 15 hari setelah menghadiri pesta untuk merayakan kesuksesan tes rudal Hwaseong-14 pertama pada tgl. 13 Juli untuk mengamati langsung uji coba peluncuran rudal yang kedua. 

Kim Jong-un biasanya tidak muncul di depan publik untuk mempersiapkan provokasi tambahan.

Oleh karena itu, ada yang berspekulasi bahwa Kim tengah memfokuskan diri pada upaya provokasi tambahan seiring latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan AS yang akan berlangsung mulai tgl. 21 Agustus mendatang.