Korea Utara segera mengeluarkan kecaman keras tidak lama setelah pemerintah Seoul memutuskan untuk menambah peluncur sistem pertahanan anti rudal-THAAD di Korea Selatan.
Komite Rakyat Nasional Untuk Mendukung Perdamaian, sebuah kelompok propaganda di Korea Utara, mengkritik pengerahan peluncur tambahan THAAD sebagai tindakan yang gegabah.
Dalam pernyataan atas nama juru bicara komite itu pada tgl. 29 Juli, Korea Utara menuduh pemerintahan baru Korea Selatan berupaya terus mengikuti langkah pemerintahan sebelumnya seiring perintah dari AS.
Selain itu, rezim Korea Utara juga mengecam keras AS terkait pengerahan pesawat pengebom strategis AS, B-1B di atas Semenanjung Korea.
Bahkan Dewan Rekonsiliasi Nasional, sebuah badan propaganda anti Seoul dari Korea Utara, juga mengkritik bahwa upaya untuk mencapai kesepakatan pembuangan program nuklir Korea Utara hingga tahun 2020, sebagai tindakan yang menyesatkan.
Berdasarkan kepercayaan diri atas kemampuan pengembangan ICBM yang lebih cepat, otoritas dan badan propaganda Korea Utara terus meningkatkan tingkat ancaman dengan lebih tegas dan kasar terhadap Korea Selatan dan AS.