Ketua Yayasan Rekonsiliasi-Penyembuhan, Kim Tae-hyun yang didirikan pada tahun 2015 seiring kesepakatan antara Korea Selatan dan Jepang mengenai wanita perbudakan syahwat di masa perang, telah menyampaikan niatnya untuk mengundurkan diri dari jabatannya pada tgl. 19 Juli lalu.
Ketua Kim dilaporkan merasakan tekanan yang serius akibat kritikan dari masyarakat terkait kesepakatan antara Korea Selatan dan Jepang, serta kegiatan yayasan tersebut.
Sementara itu, media Jepang mengatakan pokok rincian kesepakatan antara kedua negara mungkin akan gagal untuk tercapai sejalan dengan niat Kim untuk mundur dari jabatannya sebagai ketua yayasan.
Harian Yomiuri Shimbun edisi hari Senin (24/7/2017) dengan mengutip pejabat yayasan memberitakan tentang pengunduran ketua Kim serta menyatakan bahwa aktivitas yayasan itu benar-benar hampir tidak berjalan.
Sementara itu kantor berita Kyodo pada tgl.23 Juli melansir bahwa kegiatan Yayasan Perbudakan Syahwat akan sangat tersendat dalam masa pemerintahan Moon Jae-in yang menilai negatif kesepakatan tentang wanita perbudakan syahwat antara Korea Selatan dan Jepang.