Seorang nenek yang paling tua diantara para korban perbudakan syahwat oleh militer Jepang, Lee Soon-deok meninggal dunia dalam usia 100 tahun pada hari Selasa (4/4/2017).
Kementerian Keseteraan Gender dan Keluarga Korea Selatan mengatakan Lee Soon-deok meninggal pada hari Selasa.
Nenek Lee dilahirkan di provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan pada tahun 1918 dan dikerahkan ke Mancuria dan Shanghai untuk dipaksa menjadi wanita penghibur saat berusia 17 tahun pada tahun 1934. Kemudian, dia kembali ke Korea setelah Korea merdeka pada tahun 1945.
Setelah isu korban perbudakan syahwat muncul ke perkemukaan, Lee Soon-deok berjuang memperkenalkan kebrutalan militer Jepang dengan mengelilingi dunia. Pada tahun 1991 Lee bersama 9 orang korban lainnya memulai perjuangan hukum, sehingga mendorong pengadilan Jepang memutuskan pemberian ganti rugi senilai 300 ribu Yen untuk pertama kali pada tahun 1998 lalu.
Dengan demikian, jumlah warga Korea yang menjadi korban perbudakaan syahwat yang masih hidup berkurang menjadi 38 orang, dari 238 korban yang terdaftar dalam data pemerintah.