Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa sekitar 8 diantara 10 anggota keluarga terpisah antar Korea yang tinggal di Korea Selatan memandang pertukaran sipil keluarga terpisah harus diizinkan dan dipromosikan.
Hal itu dinyatakan dalam hasil penelitian tentang keadaan keluarga terpisah antar Korea tahun 2016 yang dilakukan terhadap 6.142 orang yang mendaftarkan diri untuk mencari anggota keluarga mereka yang terpisah.
Menurut hasil survei yang dirilis Kementerian Unifikasi pada hari Kamis (22/12/2016), sebanyak 77% responden menjawab perlunya untuk melakukan pertukaran sipil dan penggairahan kegiatan terkait anggota keluarga terpisah. Sebanyak 52,4% responden diantaranya mengatakan pertukaran tingkat pemerintah sebaiknya dilakukan terlebih dahulu, baru kemudian pertukaran sipil.
Sebanyak 76,3% responden menyebutkan bahwa mengonfirmasi tentang keberadaan keluarga terpisah apakah masih hidup atau sudah meninggal sebagai tindakan paling utama dalam menuntaskan masalah keluarga terpisah, disusul reuni keluarga secara teratur dan sistem pertukaran surat antara dua Korea.
Para anggota keluarga terpisah juga dinyatakan berharap agar seluruh rakyat Korea menaruh perhatian atas penderitaan anggota keluarga terpisah, melalui pengumpulan dokumen keluarga dan juga penyebaran seni budaya yang berkaitan dengan keluarga terpisah.
Hingga bulan April tahun ini, diantara total 130.887 pendaftar untuk mencari anggota keluarga mereka, 66,025 sudah meninggal dunia.