Diperkirakan lebih dari 2,3 juta orang turun ke jalan-jalan di seluruh penjuru Korea Selatan pada hari Sabtu (3/12/2016) untuk mengadakan unjuk rasa akhir pekan yang ke-6 kalinya secara berturut-turut guna menuntut pengunduran diri presiden Park geun-hye dari jabatannya atas dugaan terlibat dalam skandal Choi Soon-sil.
Di ibu kota Seoul, unjuk rasa anti-presiden dengan menyalakan lilin diselenggarakan sekitar 1.500 kelompok masyarakat dan serikat pekerja dimulai pukul 18.00 di Alun-Alun Gwanghwamun.
Untuk yang pertama kali dalam sejarah unjuk rasa di Korea Selatan para peserta diijinkan mengadakan pawai dan melakukan orasi hingga radius 100 meter di depan Istana Presiden, Cheongwadae setelah mendapat ijin dari pengadilan pada hari Jumat.
Unjuk rasa ke-6 diadakan sejalan dengan pernyataan permintaan maaf presiden yang ditayangkan secara nasional pada hari Selasa (29/11/2016) dimana presiden menyatakan dengan jelas bahwa dirinya tidak ada niat untuk segera mengundurkan diri. Presiden menegaskan bahwa dia menyerahkan "nasib politiknya" kepada Parlemen.
Para pengunjuk rasa mengkritik presiden dan partai berkuasa, Partai Saenuri yang mengusulkan pengunduran diri presiden pada bulan April mendatang serta mengadakan pemilu pada bulan Juni 2017.
Peserta unjuk kali ini jauh lebih besar daripada hari Sabtu lalu (26/11/2016) yang tercatat 1,9 juta orang.
Namun, pihak kepolisian memperkirakan jumlah peserta unjuk rasa ke-6 di Seoul hanya sekitar 320 ribu dan 420 ribu di seluruh negeri.
Pada hari yang sama sekitar 30 ribu dari kelompok konservatif pro-presiden mengadakan unjuk rasa tandingan di Dongdaemun Design Plaza di bagian Timur Seoul untuk mendukung presiden.