Kim Jong-un diperkirakan sedang menahan diri dari melakukan provokasi besar-besaran untuk sementara sejalan dengan kemenangan Donald Trump dalam pilpres AS.
Hal itu dimungkinkan karena Trump telah menyatakan dirinya berminat untuk berbicara dengan Kim Jong-un secara langsung, dan Korea Utara juga mengungkapkan dalam media resmi pemerintah bahwa Pyongyang lebih menyukai Trump daripada Hillary Clinton.
Oleh sebab itu para pakar memperkirakan bahwa Korut yang menginginkan pembicaraan dengan AS tidak melakukan provokasi untuk sementara dan menunggu pembicaraan langsung dengan AS.
Sementara itu, ada juga pihak yang meramalkan bahwa Korut mungkin akan melakukan uji coba nuklir ke-6 dan peluncuran rudal jarak jauh untuk mengingatkan pemerintahan baru AS bahwa Korut adalah negara pemilik nuklir, dan mendesak pembicaraan dilaksanakan.