Jumlah pasien yang menderita sindrom kepala membungkuk ke depan ternyata meningkat 2 kali lipat dalam kurun waktu 4 tahun.
Berdasarkan data-data pemeriksaan medis terkait penyakit syaraf leher terjepit, Health Insurance Review and Assessment Service (HIRA) menyatakan jumlah penderita sindrom kepala membungkuk ke depan di Korea Selatan mencapai 606 orang di tahun 2011, dan meningkat menjadi 1.134 orang di tahun 2015.
Pada umumnya tulang leher yang sehat berbentuk lengkungan berupa huruf C, namun tulang leher dapat berubah jika otot sekitar bahu menjadi lemah karena lama menundukkan kepala.
Peningkatan jumlah penderita diketahui terkait erat dengan penggunaan peralatan teknologi dan informasi, seperti komputer yang juga semakin meningkat sampai mencapai 78,8% pada tahun 2015.