Korea Utara, dengan terlambat, mengumumkan bahwa ratusan orang penduduk meninggal atau hilang akibat topan yang melanda daerah Provinsi Hamgyeong pada akhir bulan lalu.
Stasiun Penyiaran Sentral Korea Utara (KCBS) pada hari Rabu (14/9/2016) memberitakan hal itu setelah 10 hari berlalu sejak terjadinya musibah banjir yang melanda negara itu.
Menurut KCBS, banjir besar itu merupakan bencana pertama setelah kemerdekaan, yang mengakibatkan ratusan orang meninggal atau hilang.
Banjir besar yang terjadi beberapa hari lalu juga menyebabkan jumlah pengungsi meningkat menjadi sekitar 68 ribu orang, dan 30 bangunan terendam.
PBB dan Palang Merah Internasional telah memberikan bantuan pangan untuk 140 ribu orang, serta dana untuk perbaikan kerusakan bangunan.
Media Korut melaporkan bahwa pemerintah Pyongyang sedang mencurahkan segala upaya untuk perbaikan atas kerugian dan kerusakan setelah berhenti membangun Jalan Ryonyong.
Pemerintah Pyongyang mendapat kecaman karena Kim Jong-un tidak mengeluarkan kebijakan penanggulangan banjir, namun sebaliknya bergantung pada bantuan masyarakat internasional.