Sebuah gempa bumi telah terdeteksi dari lokasi nuklir Korea Utara. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa Pyongyang telah melakukan uji coba nuklir yang kelima.
Pusat Seismologi Eropa - Laut Tengah (EMSC) mengatakan pada hari Jumat pagi (9/9/2016) bahwa pihaknya telah mendeteksi sebuah getaran berkekuatan 5,2 skala richter dari Punggyeri yang berlokasi di wilayah Kilju, Provinsi Hamgyong Utara.
Badan Meteorologi Korea (KMA) mengatakan bahwa getaran terjadi sekitar pukul 09.30, dan getaran tersebut adalah buatan manusia.
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) sependapat dengan penilaian KMA, mengatakan bahwa getaran berasal dari sekitar satu kilometer di bawah tanah.
USGS mengatakan bahwa pihaknya mencatat getaran berkekuatan5,3 skala richter, sementara Badan Gempa Bumi Cina (CEA) mendeteksi gempa bumi berkekuatan 5 skala richter dari wilayah tersebut.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa berdasarkan analisis sejauh ini, disimpulkan bahwa Pyongyang telah melakukan uji coba nuklir kelima.
Seorang pejabat Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa getaran dari lokasi nuklir tersebut berkekuatan lima skala richter, dan hasil ledakan dari uji coba terbaru itu diperkirakan 10 kiloton, yang merupakan terbesar oleh Korut.
Pihak pejabat militer Korsel dan AS telah mengawasi situasi di lokasi uji coba tersebut, dan mendeteksi tanda-tanda persiapan kemungkinan percobaan nuklir.
Hari Jumat, tanggal 9 September menandai peringatan 68 tahun pendirian rezim Korut.
Korut melakukan uji coba nuklir keempat pada tanggal 6 Januari yang menghasilkan 6 kiloton.
Dewan Keamanan Nasional mengadakan sesi darurat pada pukul 11.00, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Hwang Kyo-ahn, menggantikan Presiden Park yang sedang melakukan kunjungan ke luar negeri.