Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan bahwa kegiatan perdagangan Korea Utara ke luar negeri berkurang akibat sanksi dari komunitas internasional. Hal itu juga membuat kegiatan para pekerja Korea Utara di luar negeri turut berkurang, sehingga perolehan devisa mengalami masalah.
Menurut laporan dari Komisi Parlemen Urusan Luar Negeri dan Unifikasi, volume perdagangan Korea Utara mulai bulan April hingga Juli mencapai 1,76 miliar dolar Amerika, menurun 7,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Seorang pejabat dari Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan hal tersebut diakibatkan oleh sanksi terhadap negara itu, seperti pemulangan buruh Korea Utara yang tinggal di luar negeri secara ilegal, pemeriksaan ketat terhadap perekrutan buruh Korea Utara, peningkatan jumlah restoran yang ditutup di luar negeri, serta penurunan turis asing.
Ditambahkannya, akibat tekanan dari pemerintah Pyongyang terhadap para diplomat di luar negeri, pembelotan diplomat atau pegawai kantor perwakilan di luar negeri meningkat drastis. Keterisolasian Korea Utara di luar negeri semakin menguat karena masyarakat internasional turut mengambil bagian dalam menekan Korea Utara.
Selain itu, Kim Jong-un memusatkan perhatian pada proyek pembangunan untuk menonjolkan prestasinya, sehingga kelelahan yang dialami warga masyarakat karena dipaksa bekerja semakin meningkat.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan pihaknya akan terus mengumumkan laporan tahunan kondisi HAM, serta membentuk Badan Konsultasi Untuk Langkah Terkait HAM Korea Utara di dalam pemerintahan Korea Selatan.