Pemerintah Korea Selatan telah meminta masyarakat untuk tetap waspada menghadapi berkembangnya kemungkinan Korea Utara akan melakukan serangan teror.
Kementerian Unifikasi mengadakan pertemuan yang jarang terjadi sebelumnya pada hari Minggu (21/8/2016), sejalan dengan meningkatnya kemungkinan Pyongyang melakukan serangan teror saat pelaksanaan latihan militer Ulchi Freedom Guardian antara Korea Selatan dan AS yang akan berlangsung hingga bulan depan.
Sejalan dengan pembelotan oleh seorang pejabat tinggi Korea Utara, Seoul mengatakan bahwa rezim Pyongyang saat ini menghadapi situasi yang sulit. Dikatakan, Korea Utara dapat saja melakukan provokasi untuk mempromosikan persatuan internal dengan meningkatkan ketegangan.
Pejabat Seoul mengatakan Korea Utara nampaknya akan menargetkan para pembelot, aktivis anti-Pyongyang dan pejabat pemerintah Korea Selatan di luar negeri.
Kementerian Unifikasi secara khusus menegaskan resiko yang kemungkinan muncul di perbatasan Cina-Korea Utara, sejalan dengan terjadinya kasus teror terhadap pembelot Korea Utara dan para pelarian yang menjadi aktivis anti-Pyongyang.
Seorang pejabat Kementerian Unifikasi juga menegaskan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah memerintahkan serangan teror terhadap warga Korea Selatan di perbatasan Cina-Korea Utara sebagai balasan atas pelarian wanita pekerja restoran Korut di Cina bulan April lalu, yang dituduh Pyongyang sebagai penculikan oleh Seoul.
Menjelang pelaksanaan latihan militer Ulchi Freedom Guardian (UFG) hari Senin (22/8/2016), Kepala Staf Angkatan Darat Korea Utara mengancam Seoul dan Washington, dengan mengatakan Korea Utara siap melakukan serangan nuklir pendahuluan jika terlihat ada tanda-tanda invasi ke arah Korea Utara.