Sehari setelah Korea Selatan mengumumkan lokasi penempatan sistem pertahanan misil THAAD milik AS, Korea Utara pada hari Kamis (14/7/2016) kembali mengeluarkan ancaman baru.
Melalui pernyataan juru bicaranya, Komite Unifikasi Damai Tanah Air Korea Utara menyalahkan Korea Selatan atas keputusannya meneruskan penempatan baterai THAAD.
Pyongyang menuduh Seoul telah melakukan upaya konfrontatif nan keji untuk menyingkirkan "pedang harta" Korea Utara, senjata nuklir.
Juru bicara itu menegaskan bahwa Korea Selatan akan membayar harga mahal atas tindakannya yang mengubah Semenanjung Korea menjadi medan perang nuklir.
Dia juga berusaha untuk menciptakan konflik internal di Korea Selatan, dengan menyerukan kekuatan oposisi di Korea Selatan untuk melawan keputusan penempatan THAAD oleh pemerintah.
Dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Korea Utara-KCNA pada hari Senin, militer Korea Utara mengancam akan melancarkan "aksi fisik" terhadap Korea Selatan dan AS akibat keputusan penempatan THAAD.
Di sisi lain, pemerintah Korea Selatan mengecam balik Korut sebagai pihak yang sesungguhnya mengancam perdamaian di Semenanjung Korea, sehingga tidaklah patut apabila Korut mengkritik THAAD. Ditambahkan pula, pemerintah Korsel mengecam keras upaya Korut untuk meresahkan masyarakat Korsel dengan isu THAAD, yang sebenarnya merupakan tindakan independen Korsel demi menghadapi ancaman nuklir dan rudal Korut.