Korea Utara nampaknya terus mengusik penduduk negaranya dengan mendeklarasikan masuknya "pertempuran 200 hari".
Sebelumnya, kebijakan "pertempuran 70 hari" telah dilaksanakan di seluruh pelosok negeri Korea Utara dalam seluruh bidang, hingga awal bulan Mei lalu atau menjelang Kongres Partai Buruh yang digelar kembali setelah 36 tahun.
Namun, setelah Kongres berakhir, Korea Utara segera kembali menjalankan kebijakan "perang melawan kecepatan".
Kantor Berita Resmi Korea Utara-KCNA pada hari Minggu (29/5/2016) melansir bahwa "pertempuran 200 hari" telah diumumkan untuk menemukan terobosan dalam pelaksanaan strategi Pengembangan Ekonomi Nasional 5 tahun yang diangkat pada Kongres Partai Buruh ke-7 baru-baru ini.
Namun demikian, sejumlah pengamat menganalis bahwa pekerjaan yang dilakukan dengan kecepatan yang berlebihan akan meningkatkan dampak negatif karena sumber daya hampir habis akibat sanksi internasional atas negara komunis itu.
Bahkan kebijakan itu diperkirakan akan lebih meningkatkan rasa antipati dan keluhan dari para penduduk Korea Utara.