Pyongyang mengklaim telah berhasil melakukan uji tembak Misil Balistik Berbasis Kapal Selam-SLBM pada hari Minggu (24/4/2016) dengan disaksikan pemimpin KIm Jong-un.
Rodong Sinmum yang menjadi corong Partai Buruh, dan Televisi Sentral Korea Utara memberitakan bahwa Kim Jong-un menyebut peluncuran itu sebagai "pisau belati dalam menghadapi musuh, Korea Selatan dan AS".
Dalam kesempatan itu Kim juga memuji para ilmuwan pertahanan, para pekerja pabrik, peneliti dan teknisi dengan mengatakan SLBM memberikan Korea Utara cara lain untuk meluncurkan senjata nuklir.
Sementara itu, Kepala Staf Gabungan- JCS Korea Selatan melaporkan pada hari Sabtu (23/4/2016) bahwa SLBM dengan kodenama KN-11 atau Bintang Utara-1, yang diluncurkan Pyonyang jatuh sekitar 30 km dari tempat peluncuran, jauh lebih jarak tembak sebuah SLBM yang mencapai 300 km.
Para ahli mengatakan misil Korea Utara itu diperkirakan mengggunakan bahan bakar padat berdasarkan pancaran api berwarna putih saat peluncuran.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Moon Sang-gyun mengatakan uji tembak misil balistik tersebut menunjukkan bahwa Korea Utara telah memperbaiki kemampuan teknis, namun Pyongyang masih membutuhkan waktu untuk mengerahkan teknologi baru.
Kementerian Pertahanan Seoul akan mengembangkan Sistem Peringatan Dini Misil Balistik pada tahun 2020 untuk menghadapi ancaman misil balistik-SLBM Korea Utara, namun Pyongyang diperkirakan akan dapat menempatkan misil sejenis dalam 3-4 tahun sebelum Seoul menyelesaikan proyek tersebut.