Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan setelah gagal keluar dari keterkucilan di dunia internasional di tahun depan, Korea Utara kemungkinan akan mengalihkan kebijakannya pada perdamaian ofensif terhadap Korea Selatan.
Dalam evaluasi rezim Kim Jong-un, yang dirilis hari Jumat (12/12/2014), kementerian mengatakan jika Korut gagal mendapatkan keuntungan yang cukup besar dari hubungannya dengan Cina, Rusia, dan Amerika Serikat, negara itu kemungkinan akan beralih ke Korea Selatan untuk mencari terobosan.
Kementerian mengatakan Pyongyang memiliki banyak batu loncatan untuk beralih pada perdamaian ofensif, karena tahun depan akan menandai peringatan 70 tahun kemerdekaan dari penjajahan Jepang di Semenanjung Korea, peringatan 70 tahun berdirinya Partai Buruh Korea Utara, dan 15 tahun adopsi deklarasi bersama 15 Juni antar-Korea yang menyerukan pertukaran dan kerja sama antara dua Korea.
Kementerian menambahkan Korea Utara kemungkinan tidak dapat melibatkan provokasi yang kuat seperti uji coba nuklir saat Cina dan Rusia menentang gagasan itu. Namun, dikatakannya, Pyongyang dapat terus melanggar batas maritim dan darat antara dua Korea dan meluncurkan rudal jarak jauh.
Mengenai tiga tahun sudah Kim memegang kendali sejak kematian ayahnya, Kim Jong-il, Seoul mengatakan Kim muda memegang tampuk kekuasaan yang cukup besar di negara itu, tapi kekuasaannya terbatas karena berbagai alasan, termasuk kurangnya pengalaman.