Setelah berulang-ulang melakukan protes bersenjata, pada tanggal 27 Maret Korea Utara mengecam langsung Presiden Korea Selatan Park Geun-hye dengan mempermasalahkan pernyataannya di tengah KTT Keamanan Nuklir di Belanda.
Pyongyang menyebut aksi fitnah atas nama Presiden Park untuk pertama kali setelah dua Korea sepakat menghentikan saling memfitnah dalam pertemuan tingkat tinggi pada bulan Februari.
Dalam kaitan itu, pemerintah Seoul menyesalkan Korea Utara mengabaikan etika dari aktivitas diplomasi normal pemimpin Korea Selatan.
Bersamaan dengan itu, Seoul mendesak keras agar Korea Utara tidak kembali melakukan pelanggaran tersebut.
Dalam situasi tersebut, militer Korea Utara dikabarkan memperkuat latihan militer di garis pos terdepan militer Korea Selatan. Sementara, pihak militer Korea Selatan terus mengamati pergerakan militer Korea Utara tersebut.