Perekonomian Korea Utara ternyata mengalami kemerosotan akut, diakibatkan tindakan penghentian pertukaran ekonomi antar Korea yang dihentikan oleh pemerintah Korea Selatan sebagai tindakan lanjut, terhadap kasus tenggelamnya kapal laut Cheonan, pada tgl. 24 Mei tahun lalu.
Menurut laporan dari lembaga penelitian pengembangan Korea Selatan, jumlah ekspor Korea Utara terhadap Korea Selatan mencapai 40 juta dolar tiap bulan dalam semester pertama tahun lalu, namun memasuki tahun ini, jumlah itu menurun drastis sampai satu juta dolar.
Akan tetapi, jumlah ekspor terhadap Cina ternyata meningkat 2 kali lipat, karena pemimpin Korea Utara, Kim Jong-il, memerintahkan untuk meningkatkan ekspor barang strategis yang sebelumnya pernah dibatasi, diantaranya termasuk anterist, keputusan ini berkenaan dengan kemerosotan pertukaran ekonomi dengan Korea Selatan.
Selain itu, ekonomi Korea Utara juga tidak mencapai keberhasilan dibidang industri dalam semester pertama tahun ini, karena nilai valuta asing dan harga barang konsumsi naik, akibat gagalnya perubahan keuangan di Korea Utara.