Pusat Penelitian Sejarah di bawah Lembaga Sains Sosial Korea Utara pada hari Jumat lalu mengajukan kepada Yayasan Sejarah Asia Timur Laut Korea Selatan untuk mengambil tindakan bersama mengenai masalah pencatatan nama Laut Timur.
Dengan demikian, Yayasan Sejarah Asia Timur Laut Korea Selatan mengajukan kepada pihak Korea Utara bahwa pertemuan para ahli sejarah antar-Korea akan diselenggarakan di kota Gaesung, Korea Utara menjelang pertengahan bulan Mei mendatang.
Selain itu, Yayasan tersebut meminta pihak Korea Utara untuk mengambil sikap terhadap masalah pencatatan nama Laut Timur kepada Organisasi Hidrografi Internasional -IHO hingga tanggal 2 Mei mendatang.
Oleh sebab itu, Organisasi Hidrografi Internasional, IHO akan menerima pendapat resmi dari anggota negara mengenai masalah percatatan nama resmi zona perairan laut yang merupakan perbatasan antara Korea Selatan dan Jepang, yakni Laut Timur atau laut Jepang hingga tanggal 2 Mei mendatang. Namun, Korea Utara masih belum mengirim pendapatnya kepada IHO.
Organisasi Hidrografi Internasional tersebut yang berpusat di Monako menangani standarisasi nama resmi bagi zona perairan dan laut.