Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

Perang Korea Selatan Melawan Narkoba

2022-10-22

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Kejaksaan Korea Selatan telah memulai 'perang melawan narkotika dan obat-obatan (narkoba)' dengan menempatkan tim investigasi gabungan khusus di daerah Metropolitan Seoul serta bandara dan pelabuhan utama di dalam negeri. 


Kejaksaan Agung mengumumkan pada 14 Oktober bahwa pihaknya akan membentuk 'tim investigasi khusus kejahatan narkoba' yang melibatkan lembaga terkait di empat kantor kejaksaan, termasuk Kantor Kejaksaan Distrik Pusat Seoul, Kantor Kejaksaan Distrik Incheon, Kantor Kejaksaan Distrik Busan, dan Kantor Kejaksaan Distrik Gwangju. Instansi pemerintah lain yang berpartisipasi dalam tim investigasi khusus tersebut termasuk Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Badan Intelijen Nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Kementerian Kesehatan, Komisi Penyiaran dan Komunikasi Nasional, serta pemerintah daerah. 


Setiap tim investigasi khusus terdiri dari seorang jaksa khusus kasus narkoba, 10-15 orang petugas penyidik kasus narkoba, dan tenaga ahli dari instansi terkait. Sejalan dengan itu, kejaksaan mengatur kembali penempatan 252 orang penyidik utnuk kasus narkoba.


Tim khusus tersebut akan menginvestigasi impor dan ekspor narkoba, distribusi narkoba untuk keperluan medis, distribusi narkoba melalui internet, dan sebagainya. Kejaksaan menerangkan bahwa tim khusus akan menyelidiki seluruh proses penyeludupan, distribusi hingga konsumsi narkoba di seluruh negeri.


Selain itu, kejaksaan berencana bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memperluas program pengobatan dan rehabilitasi kecanduan narkoba dan menyediakan tempat tidur bagi pasien, serta mempromosikan perbaikan sistem.


Kejaksaan mengumumkan 'perang melawan narkoba' seiring cepatnya perluasan penyalahgunaan narkoba di dalam negeri. Menurut kejaksaan, sebanyak 15.575 pelaku kejahatan terkait kasus narkoba ditangkap pada Januari hingga Juli tahun ini, naik 12,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah narkoba yang disita juga meningkat delapan kali lipat dalam lima tahun terakhir, dari 154,6 kilogram pada 2017 menjadi 1.295,7 kilogram pada tahun lalu. Jika tren ini berlanjut, maka diperkirakan jumlah pelaku kejahatan dalam kasus narkoba tahun ini akan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.


Dilihat dari tren penangkapan pelaku kejahatan kasus narkoba di dalam negeri, peningkatan penangkapan mencapai 7.000 hingga 14.000 orang. Pada 2018, tercatat penangkapan terhadap 8.000 orang, kemudian untuk pertama kalinya melebihi 10.000 orang, yaitu dengan penangkapan sejumlah 14.400 orang pada 2019, dan kemudian terus tercatat di atas 10.000 orang dengan penangkapan sebanyak 12.209 orang pada 2020 dan 16.153 orang pada 2021.


Selama ini Korea Selatan berbangga diri menjadi negara yang bersih dari narkoba, bahkan mendapat pengakuan dunia sebagaimana pelaku kejahatan narkoba tidak lebih dari 20 orang dari setiap 100.000 orang. Akan tetapi, melihat hasil statistik terbaru, Korea Selatan hampir kehilangan statusnya sebagai negara yang bebas dari narkoba.


Faktanya, narkoba mudah dibeli secara online serta meningkatnya jumlah pelaku kejahatan kasus narkoba berkewarganegaraan asing. Dilaporkan bahwa jaringan narkoba internasional menyediakan pasokan narkoba ke Korea Selatan sejalan dengan meningkatnya jumlah pengguna narkoba dan harga jual di dalam negeri yang lebih mahal 5 hingga 10 kali lipat dari harga global. Selain itu, kecenderungan pandangan mengenai narkoba sebagai tren baru juga menurunkan kesadaran akan bahaya narkoba. Sehingga satu masalah serius lainnya adalah meningkatnya kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan warga berusia 10 hingga 20-an tahun di Korea Selatan.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >