Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Sejarah

Baju Raja

2019-02-20

© Getty Images Bank

Pada zaman dahulu, terjadi perang hebat di kerajaan Joseon sehingga Raja Injo terpaksa melarikan diri dari istana.


Berhari-hari Raja Injo dan rombongannya melakukan perjalanan menuju sebuah pulau yang terletak jauh dari ibu kota. 


Musim dingin yang sedang terjadi semakin menambah sulitnya perjalanan mereka.


Raja dan ajudannya menyusun rencana untuk melarikan diri. Mereka berpikir untuk menuju sisi lain sungai.


Namun, mereka menghadapi kesulitan karena musuh telah menyeberangi sungai untuk menghalangi perjalanan Raja Injo. 


Raja yang merasa putus asa kemudian meminta para ajudan untuk mencari jalan keluarnya. 


Raja : Anak buahku, kita terjebak. Kita harus mencari jalan keluar. Bagaimana pendapat kalian?


Pesuruh : Yang Mulia, kita tidak punya banyak waktu. Lebih baik kita segera mencari tujuan lain. Bagaimana kalau kita menuju Benteng Namhansanseong?


Raja dan rombongan yang sepakat dengan ide tersebut akhirnya mengubah arah perjalanannya.


Raja dan rombongannya sampai di Sungai Han dalam perjalanan menuju Benteng Namhansanseong.


Para ajudan berhasil menemukan sebuah perahu kecil dengan susah payah.


Mereka menaiki perahu kecil itu dan mendayungnya secara bergantian hingga berhasil menyeberangi sungai dengan selamat.


Tiba-tiba raja mengeluh kesakitan.


Raja : Aduh! Kakiku sakit. Aku tidak bisa berjalan lagi.


Sang raja duduk di tepi sungai sementara para ajudan menyaksikannya sambil menangis.


Seorang pesuruh menawarkan untuk menggendong sang raja di punggungnya. Setelah digendong, rombongan pun meneruskan kembali perjalanan mereka.


Sudah cukup lama perjalanan itu berlangsung.


Para pesuruh menggendong raja secara bergantian sampai mereka berada dekat di benteng tujuan mereka.


Pada saat itu, seorang pemuda berpakaian lusuh muncul di depan rombongan raja.


Pemuda : Anda semua datang dari mana dan apa yang Anda lakukan di sini di tengah cuaca dingin dan bersalju?


Pemuda itu tidak mengetahui rombongan tersebut adalah pejabat tinggi dan raja.


Pemuda : Hei, kenapa diam? Jangan sombong kalian!


Mendengar itu, sang raja menahan pesuruhnya yang mulai geram.


Salah seorang pesuruh menjelaskan alasan mengapa mereka sampai di tempat itu.


Setelah mendengar penjelasan itu, si pemuda justru menawarkan diri untuk menggendong sang raja.


Setelah menggendong sang raja, pemuda itu berlari ke tempat tujuan dengan cepat dan sampai dengan selamat.


Pemuda itu tinggal di sebuah desa dekat sungai dan hidup dengan mencari kayu bakar di hutan untuk dijual di pasar.


Oleh karena itu dia mampu menggendong raja dengan mudah, bahkan dengan berlari ke tempat persembunyian tujuan sang raja.


Sang raja pun berterima kasih.


Raja : Kalau kami tidak bertemu Anda, mungkin kami akan mengalami kesulitan. Beritahukan saya apa yang Anda inginkan dari saya?


Si pemuda bingung dengan pertanyaan sang raja. Namun, tidak lama kemudian dia menjawabnya.


Pemuda : Saya ingin memiliki baju yang raja kenakan.


Para pesuruh terkejut dan memarahi si pemuda. Tetapi sang raja tertawa dan kembali bertanya.


Raja : Anda menginginkan baju saya ini?


Pemuda : Iya, Tuanku!


Sang raja pun membuka bajunya lalu memberikannya kepada pemuda itu.


Si pemuda menerimanya dengan senang hati dan menyimpan baju itu dengan baik di rumahnya.


Waktu pun berlalu.


Pemuda yang berusia lanjut itu terbaring sakit. Ia memberikan pesan kepada anak-anak dan cucu-cucunya.


Pemuda : Jika saya meninggal, tolong kuburkan baju raja itu bersama saya.


Sesuai pesan ayahnya, anak-anak pemuda itu pun menguburkannya bersama dengan baju raja.


Cerita itu tersebar sehingga semua orang yang melalui kuburan itu pasti menundukkan kepala untuk memberi hormat di hadapan kuburannya karena teringat akan baju raja yang ada di dalam kuburan itu.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >