Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Lee Tae-jun – Paegangraeng

2023-09-08

ⓒ Getty Images Bank
Sungai Daedong sangat dingin, sedingin atap rumah.

Dari Pondok Pubyok, permukaan sungai itu tidak terlihat seperti air, melainkan seperti kaca. Di bawahnya terlihat tanaman air yang hijau melambai-lambai, dan di sela-sela bebatuan terlihat seekor ikan belut sedang bersembunyi. Air di bawah permukaan itu mengalir tanpa suara.

Air itu mengalir di bawah jembatan, mengitari Tebing Cheongryu (청류) seperti kain sutra yang terbentang. Air itu berbaur dengan langit petang yang jingga dan mengilang jauh di balik ladang bunga mawar.

Hyeon membuang batang rokoknya dan mengikat pakaian luarnya. “Apa musim gugur telah tiba?” pikir Hyeon saat menyadari tangannya yang mulai kedinginan.

“Mengapa, ya, alam Joseon terlihat begitu menyedihkan?”

- Cuplikan program:


Hyeon melihat pemandangan jalanan kota dari dalam taksi. Banyak sekali bangunan-bangunan baru yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Salah satu bangunan yang membuatnya terkesan bukanlah bangunan pabrik atau penjara dari tembok beton yang terletak di jalanan besar, namun sebuah bangunan dari batu bata yang menyerupai makam besar. Hyeon pun bertanya kepada sang sopir taksi. Ternyata gedung itu adalah kantor polisi.

Ada satu lagi yang membuat Hyeon heran. Para wanita tidak lagi membalut rambut mereka dengan kain. 

“Iya, kain rambut sudah tidak dipakai lagi. Sekarang Pyeongyang sudah tidak kalah dengan Seoul.” 
Sang sopir terdengar sangat bangga, walau ia tidak menjelaskan mengapa wanita di Pyeongyang tidak lagi mengenakan kain penutup rambut.

오면서 자동차에서 시가도 가끔 내다보았다. 
전에 본 기억이 없는 새 빌딩들이 꽤 많이 늘어섰다. 
그 중에 한 가지 인상이 깊은 것은 
어느 큰 거리 한 뿌다귀에 벽돌 공장도 아닐 테요 감옥도 아닐 터인데 
시뻘건 벽돌만으로, 무슨 큰 분묘(墳墓)와 같이 된 건축이 웅크리고 있는 것이다. 
현은 운전사에게 물어 보니, 경찰서라고 했다. 
또 한 가지 이상하다 생각한 것은, 그림자도 찾을 수 없는 여자들의 머릿수건이다. 

“거, 잘 없어졌죠. 인전 평양두 서울과 별루 지지 않습니다.”
 
운전사는 없어진 이유는 말하지 않고 매우 자긍하는 말투였다. 


Menyaksikan drastisnya perubahan di kota Pyeongyang membuat hati Hyeon terasa berat. Dalam waktu sepuluh tahun, Pyeongyang telah kehilangan kain rambut, tarian tradisional dan logat kental yang menjadi ciri khas budayanya. Budaya tersebut telah digantikan oleh rambut bergelombang, logat Seoul, serta musik dan tarian dari Barat. Wanita penghibur di Pyeongyang bahkan telah kehilangan keceriaan dan semangat hidup mereka, seperti Sungai Daedong yang mulai membeku. Sekilas, “Paegangraeng” menceritakan tentang kerinduan seseorang tentang masa lalu, namun sebenarnya, cerita pendek ini menyampaikan kritik sang pengarang terhadap pemerintahan Jepang yang ingin menghapus bahasa dan identitas budaya Joseon.


Sebenarnya Hyeon sangat menyukai sosok wanita Pyeongyang dengan kain rambut mereka. Walau sederhana, mereka terlihat sangat hidup bagaikan kupu-kupu putih, dengan pita yang mengikat secara alami seperti sekuntum bunga mawar. Ditambah dengan logat mereka yang ceria, itulah kecantikan unik yang dimiliki oleh “gadis Pyeongyang.”

Tidak dapat melihat sosok yang indah itu membuat Hyeon semakin sedih. Kota itu telah rusak di matanya.

현은 평양 여자들의 머릿수건이 보기 좋았었다. 
단순하면서도 흰 호접과 같이 살아 보였고, 
장미처럼 자연스런 무게로 한 송이 얹힌 댕기는, 
그들의 악센트 명랑한 사투리와 함께 
‘평양 여인’들만이 가질 수 있는 독특한 아름다움이었다. 

그런 아름다움을 그 고장에 와서도 구경하지 못하는 것은, 
평양은 또 한 가지 의미에서 폐허라는 서글픔을 주는 것이었다. 



Lee Tae-jun (lahir 4 November 1907 di Cheolwon, Propinsi Gangwon)
    - Debut: cerita pendek “Gadis Impian” (1925)

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >