Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Pria yang Menangis – Shim Ah-jin

2023-08-11

ⓒ Getty Images Bank
“Aku dengar kamu sedang sakit. Aku bawakan bubur abalon.” 
Hoya hanya duduk terdiam di sofa tanpa menjawab perkataan Pak Oh. Di saat itulah, aku dan Pak Oh melihat hal yang sama. Tumpukan kesedihan yang selama ini telah kehilangan arah dan tertimbun dalam itu tengah membakar kulitnya, tidak dengan api, namun dengan air mata. Ya, itulah yang kami lihat.

Seumur hidupku, aku tidak pernah menganggap Pak Oh sebagai kekasihku. Aku menganggapnya sebagai sahabat dan rekan kerja yang dapat kupercaya. Pak Oh sangat sensitif dan keras kepala, namun ia tahu bagaimana cara bertahan hidup di dunia yang pelik ini. Demi aku, orang yang dulu pernah dicintainya, ia berusaha lebih keras lagi.

- Cuplikan program:


Tiga hari telah berlalu sejak genap satu tahun kematianku dan beberapa hari sebelum genap enam bulan Hoya bekerja di perusahaan tempatku bekerja. Aku memintanya untuk bekerja di sana sebagai permintaan terakhirku. 

Untuk merayakan lima tahunku bekerja di sana, aku berkunjung ke Eropa Timur. Di sanalah takdir mempertemukanku dengan Hoya. Saat itu kami tidak sadar bahwa sesuatu yang berbahaya, dengan nama ilmiah “gastric...” apa pun itu, tengah membuntuti kisah cinta kami.

Cegukan yang kualami, yang saat itu terkesan imut-imut di mata Hoya, adalah gejala awal dari tumor lambung. Kami melewatkan dua tahun bersama – satu tahun cinta yang penuh kebahagiaan dan satu tahun cinta yang penuh dengan kekhawatiran. Setelah kematianku, Hoya menumpuk dan mengubur dirinya di dalam daging kesedihan itu.

그 날은 내가 죽은 지 일 년 째 되는 날에서 사흘이 지난 날이었고,
호야가 내 유언에 따라 내가 일했던 회사에 들어간 지 
여섯 달이 조금 못 된 날이었다.

나는 입사 오 년 때에 스스로에 대한 포상으로 동유럽 여행을 떠났고
거기서 운명적으로 호야를 만났다.
둘 중 누구도 우리의 사랑에 개스트릭 어쩌고 하는 학명을 가진
위험한 놈이 함께 했음을 눈치채지 못했다.

호야가 귀엽다고 한 내 딸국질은 위선암의 초기 징후였다.
근심 하나 없는 사랑 1년,
근심만 가득한 사랑 1년, 그렇게 2년을 보냈다.
내가 죽은 후 호야는 빠른 속도로 슬픔의 살을 불리며 그 살에 자신을 파묻어 버렸다.


Narator dalam cerita ini adalah kekasih Hoya yang telah meninggal dunia. Baik Hoya dan Pak Oh sama-sama mencintainya. Sebagai seseorang yang merasakan kepedihan yang sama, Pak Oh berusaha untuk menolong dan menghibur Hoya, walau Pak Oh tidak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata. 

Di akhir cerita ini keduanya terbaring di lantai dan menangis. Walau keduanya bersedih, adegan tersebut memberikan harapan bahwa suatu saat persahabatan mereka dapat menggantikan kehampaan yang selama ini Hoya rasakan akibat kehilangan cinta sejatinya.

Tubuh Hoya terangkat dari permukaan lantai, namun Pak Oh tidak mampu menopang bobot Hoya yang selama ini terisi oleh makanan porsi besar dan semangkuk nasi tambahan. Pak Oh pun terjatuh dan tertimpa oleh tubuh Hoya yang besar.

Syal ungu Hoya menutupi keduanya. Sosok kedua pria itu – pria yang berusaha membanting dan pria yang hampir saja dibanting itu – terlihat sangat menyedihkan.  
Saat aku dengan perlahan mendekat, keduanya melihatku dengan bersamaan. Mata Pak Oh, yang selama ini tidak pernah menangis, tampak berkaca-kaca, sementara air mata Hoya mengalir dengan deras bagaikan Sungai Nakdong.

부지불식간 호야의 몸이 번쩍 들렸다.
하지만 곱빼기를 먹으면서 밥 한 그릇을 더 추가해 온 자의 무게를 감당하지 못했다.
찰나의 순간 오대리가 우당탕 넘어지며 거대한 호야의 몸에 깔리고 말았다.

보라색 목도리가 두 사람을 덮고 있었다.
엎어치기를 시도한 사람과 엎어치기를 당한 사람이
바투 누워 있는 모습은 애잔했다.

내가 조용히 다가가자 두 남자가 동시에 나를 바라보았다.
여간해서 울지 않는 오 대리의 눈에 눈물이 그렁그렁 맺혀 있었다.
호야가 낙동강 하류처럼 넓게 퍼지는 눈물을 흘려대며 통곡을 했다.

우는 남자의 어깨를 토닥여 준건 내가 아니라 오대리였다.



Shim Ah-jin (lahir tahun 1972 di Masan, Propinsi Gyeongsang Selatan)
- Debut: Novel “Demi Waktu untuk Minum The” (1999)

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >