Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Satu Hari dalam Kehidupan Pengarang Na – Bang Hyun-hee

2023-04-21

ⓒ Getty Images Bank

Pengarang Na, itulah aku. Dalam kehidupan sehari-hari, aku memang suka mendengarkan cerita orang lain, dan suka juga bercerita tentang orang lain. Pengarang adalah kumpulan orang-orang yang suka memberitahukan orang lain apa yang harus mereka lakukan, karena itu aku tidak merasa bersalah melakukannya.


Pagi ini, aku mendengar suara seseorang yang membuatku geli, suara itu seakan-akan menggali dan masuk ke dalam lubang telingaku hingga akhirnya membuatku terbangun. Teriakan terakhir suara itu di dalam telingaku adalah, “Konyol sekali.”


- Cuplikan program:



Penyangga kaki kursi roda itu membentur kaki seseorang.

Aku langsung melangkah ke depan dan menjulurkan satu tanganku pada punggung orang tersebut dan satu lagi ke arah kakinya.


“Maaf, apakah Anda terluka?”


Pria itu menengokkan wajahnya. Ia adalah M.    


Kami berdua sama-sama kebingungan, “Hah? Sedang apa kamu di sini?” M pun perlahan berdiri.


“Ah, apa kabar tuan?”    

    

M memberikan salam kepada sang kakek.


“Ah, ternyata kamu. Apa kabar? Apa pekerjaanmu lancar? Kamu sedang menulis novel kan?”    


“Iya, kabar saya baik, Tuan. Bagaimana dengan kesehatan tuan?”    

M berbicara dengan sangat lembut. Mungkin ia berharap aku tidak dapat mendengarnya. Aku dan M tidak bertatap mata.


휠체어의 발 받침대가 누군가의 발목을 쳤나 보다.


내가 얼른 앞으로 가서 그 사람의 등에 한 손을 올리고

다리께로 손을 내밀었다.

죄송합니다. 많이 다치셨습니까?

그 사람이 고개를 옆으로 돌렸다.

M이었다.


우리는 서로 어? 어? 여기 웬일? 하고 천천히 몸을 일으켰다.


“어, 안녕하세요?” 


주인님을 본 M이 인사를 했다.


“음, 자네였군, 잘 지내나?

 일은 잘 되어가고?  장편 쓴다고 했지?” 


“예, 예, 잘 지내고 있습니다. 건강은 괜찮으신지요?” (M)


M의 목소리는 기어들어가다시피 했다.

내게는 들리지 않기를 바라는 것 같았다.

M과 나는 서로 눈을 맞추지 않았다.



Dengan akhir yang menyedihkan, cerita ini ingin bertanya kepada pembacanya, “Apakah seorang pengarang harus terus menciptakan cerita baru, apabila pekerjaan mereka tidak pernah mendapatkan pengakuan yang sepadan? Apa yang seharusnya sang pengarang lakukan apabila ia tidak lagi memiliki tempat untuk bersandar, dan hanya sedikit orang yang dapat mengerti nilai dari proses kreatifnya?” Setidaknya, dalam cerita ini pengarang Na akan terus menulis cerita yang jujur. Sama seperti tokoh dalam ceritanya, Bang Hyun-hee pun selalu menulis karya-karya yang mencerminkan realitas kehidupan.



Aku mengantarkan sang kakek pulang. Aku menggantikan pakaiannya dengan menyenderkan tubuhnya yang rapuh pada tubuhku.


Otoritas yang ia miliki telah mati, mungkin rusak. Namun aku harus tetap merawatnya selama ia masih membayarku.


Setelah pulang, mungkin M akan kembali menulis cerita martirnya, dan aku akan kembali menulis tentang cerita satir yang penuh cemooh. Setelah itu aku akan mematikan monitor komputerku dan masuk ke dalam selimutku sambil memikirkan tentang siapa yang bisa kumanfaatkan untuk mengetuk pintu tertutup di depanku itu. Setelah itu aku pasti akan tertidur.


나는 주인님을 모시고 집으로 돌아가 

늙은 몸을 내 몸에 기대게 한 뒤

웃을 벗기고 새 옷을 갈아입힐 것이다.


죽은 권력이든, 늙은 권력이든 내게 돈을 주는 한

나는 그의 시중을 들어야겠지.


M은 집으로 돌아가 순교자적인 글을 쓰겠지.

나는 집으로 돌아가 푸른 어둠 속에서 조롱이 가득한 글을 쓰겠지.

그리고 모니터를 끄고 이부자리에 들어 

누구를 통해서 내 앞에서 닫힌 문을 두드려봐야 하나, 생각하다가 잠이 들겠지.




Bang Hyun-hee (lahir 1964 di Iksan, Propinsi Jeolla Utara)

    -Debut: cerita pendek “Burung Walet” (2001)

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >