Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Gogocheonbyeon / Saebyeok Olttaekkaji / Jungtaryeong - Heungboga

#Citra Musik Korea l 2022-12-23

Citra Musik Korea

Gogocheonbyeon / Saebyeok Olttaekkaji / Jungtaryeong - Heungboga

Gogocheonbyeon

Lagu tradisional Korea dengan judul Gogocheonbyeon dalam pansori Sugungga menggambarkan pemandangan menakjubkan yang dilihat oleh seekor kura-kura saat pertama kali naik ke daratan untuk mencari hati kelinci guna mengobati raja naga di istana bawah laut. Sebagai makhluk laut yang belum pernah sekalipun menginjak daratan, kura-kura merasa sangat takut sekaligus bahagia. Saat itu pertama kalinya juga kura-kura melihat sinar matahari saat kepalanya terangkat keluar dari air. Akhirnya ia bisa melihat bentuk matahari yang tidak pernah ia lihat sebelumnya di dalam laut. Oleh karena itu, dalam pansori Sugungga ini, matahari digambarkan seperti roda merah yang tinggi di atas langit yang menyinari desa di tepi pantai yang damai. Lagunya sangat indah dan disukai banyak orang. Sering juga dinyanyikan dalam versi pendek yang disebut danga dan dimainkan menggunakan alat musik gayageum.


Saebyeok Olttaekkaji

Hari Dongji adalah hari yang menjadi titik balik pergerakan matahari di musim dingin. Di hari Dongji ini waktu malamnya sangat panjang dan menjadi malam terpanjang dalam setahun. Kalau sudah melewati hari Dongji berarti siang di hari berikutnya akan semakin panjang. Dulu secara tradisi orang-orang menganggap Dongji sebagai awal tahun baru dan menyebutnya sebagai tahun baru kecil. Sejak saat itu juga pihak kerajaan mulai membagikan kalender tahun berikutnya kepada rakyatnya. Ada satu santapan yang selalu dikonsumsi di hari Dongji. Kalau di tahun baru biasanya orang korea makan sup kue beras atau ddeokguk, di tahun baru kecil ini mereka makan bubur kacang merah. Menurut masyarakat Korea waktu itu, usia mereka hanya akan bertambah satu tahun kalau mereka sudah makan bubur ini. Warna merah dalam bubur dipercaya punya kekuatan untuk mengusir roh jahat. Maka dari itu, orang Korea zaman dulu punya kebiasaan menuangkan bubur kacang merah di sudut-sudut rumah. Mereka percaya cara ini bisa mengusir segala roh jahat, nasib buruk dan bisa mendatangkan harapan baru di tahun berikutnya. 


Jungtaryeong - Heungboga

Banyak yang menganggap kalau malam yang paling gelap adalah saat sebelum fajar. Dalam sehari kita akan bertemu dan melewati waktu malam yang paling gelap juga waktu siang yang paling terang. Begitu juga dengan hidup manusia. Semua manusia pasti pernah berada di titik tergelapnya. Namun, kesulitan tidak pernah datang sendiri, mereka selalu datang bersama dengan kebaikan dan solusi-solusi yang biasanya baru datang ketika kita sudah tidak tahan lagi. Seperti kisah Heungbo dalam pansori Heungboga, ada bagian di mana seorang biksu membantu Heungbo memilih lokasi tempat tinggal yang konon bisa membuat Heungbo kaya raya. Sebelumnya Heungbo dan istrinya sudah mencoba segala cara untuk menghasilkan uang, termasuk menerima hukuman cambuk menggantikan narapidana yang sedang dihukum. Saking susahnya mencari uang, ia sampai rela mengemis makanan kepada saudaranya, Nolbo yang berakhir sia-sia karena saudaranya itu malah memukul dan mengusirnya. Beruntung pada akhirnya ia bertemu dengan seorang biksu yang bisa mengubah peruntungan hidupnya.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >