Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Insting untuk Berlibur – Lee Seung-eun

2022-12-09

ⓒ Getty Images Bank

“Tepat seperti perkataan Da-yeong, wajah wanita tua itu bergerak. Satu sisi kelopak matanya yang telah kendur berkedut, dan kulit tipis di sekitar mulutnya yang telah keriput pun bergemetar. Saat gemetar itu terhenti, terdengar suara desis dari mulutnya bagaikan sebuah pipa yang bocor. Ji-hee pun bergidik karena terkejut. Ia tidak merasakan napas berhembus dari mulut ataupun hidung sang wanita yang menempel pada lengan Ji-hee.  Saat mobil itu membelok di tikungan, tubuh wanita itu terlontar ke depan.”


-Cuplikan program:



Sayang... Nenek...”


“Ibu kenapa?”    

Sambil menatap sang pria, Ji-hee pun menyesal. Seharusnya ia tidak melepaskan sabuk pengaman ibu sang pria. Padahal ia menekan tombol sabuk pengaman itu agar wanita itu tidak mual. Gara-garanya, semua ini terjadi.


“Sepertinya ia tidak bernapas.”


“Tapi dia sedang mendengkur.”    

Suara dengkuran itu tidak berasal dari sisi kanan Ji-hee, namun dari bawah dagu Ji-hee. Da-yeong, gadis mungil yang sedang menderita sinusitis cukup berat itulah yang membuat suara itu. Ji-hee tidak merasakan satu pun hembusan napas dari mulut atau hidung wanita yang wajahnya melekat pada lengan Ji-hee tersebut.


“Kita harus segera menghentikan mobil ini.”


“여보...할머니가...” 


“어머니가 왜요” 


남자를 보며 지희는 후회했다.

안전벨트를 풀지 말았어야 했다.

등을 쓸어내려주려고 지희가 여자의 안전벨트 버튼을 눌렀다.

그리고 이후의 일이 벌어졌다.


“숨을 안 쉬는 것 같아요” 


“코를 골고 계시잖아요” 


하지만 그르렁거리는 소리는 오른쪽이 아니라 지희의 턱 바로 아래에서 들려왔다.

비염이 심한 이 작은 아이는 코를 골았다.

지희의 팔등에 맞닿은 여자의 코와 입에서는 희미한 호흡도 느껴지지 않았다.


“지금 당장 차를 세워야 해요”



Dikarenakan pandemi COVID-19, selama dua hingga tiga tahun berturut-turut kehidupan sosial kita dibatasi, yang bisa membuat kita merasa terisolasi. Sebagai makhluk sosial, manusia pasti memiliki keinginan dan insting untuk melawan kondisi tersebut. Karena itulah cerita pendek ini diberi judul “Insting untuk Berlibur.” Walau sedang berada di puncak pandemi dengan level protokol jaga jarak yang tinggi, keluarga Gyeong-ho tidak dapat melawan keinginan mereka untuk berlibur. Mereka dipertemukan dengan sang pria dan ibunya yang menderita penyakit Alzheimer dan dihadapkan dengan situasi yang membuat setiap individu bereaksi menurut insting mereka masing-masing. Cerita ini menunjukkan bahwa manusia tidak dapat menahan insting mereka, bahkan di tengah berlangsungnya pandemi sekali pun.     



Melalui kaca spion di dalam mobil, Gyeong-ho melihat ke kursi penumpang di belakang. Ia tidak dapat melihat wajah wanita itu, namun ia juga tidak dapat menghentikan mobilnya.     

Gyeong-ho semakin kuat menginjak pedal gas mobil itu, ia sangat kehausan. Sang pria mengusap-usap wajahnya dengan kedua tangannya, lalu kembali mengenakan kacamata dan maskernya. Mobil SUV hitam itu pun terus melaju menembus derasnya tetesan hujan.    

Saat percikan genangan air dari jalanan aspal itu menutupi kap dan kaca depan mobil, Ji-hee menutup kedua matanya.


경호는 룸미러로 뒷좌석을 살폈다.

고개가 푹 꺾인 여자의 얼굴은 보이지 않았다.

하지만 차를 세울 수는 없었다.


경호는 심한 갈증을 느끼며 액셀을 밟았다.

남자는 양 손바닥으로 얼굴을 문지른 후 다시 안경과 마스크를 썼다.

검은 SUV는 폭우를 뚫고 달렸다.


왼편으로 산을 끼고 달리던 차는 마지막 커브를 지나며 덜컹거렸다.


아스팔트 도로의 움푹 팬 웅덩이에서 솟아오른 물보라가

보닛과 앞 유리를 뒤덮을 때 지희는 두 눈을 감았다.




Lee Seung-eun (lahir 1980 di Seoul)서울, 1980~)

    - debut: cerita pendek “Sofa” (2014)

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >