Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Chuwolmanjeong / Gwangsanyungma / Dangsanpuri

#Citra Musik Korea l 2022-09-09

Citra Musik Korea

Chuwolmanjeong / Gwangsanyungma / Dangsanpuri

Chuwolmanjeong

Pansori simcehongga dengan judul Chuwolmanjeong (추월만정) adalah sebuah lagu yang menyiratkan suasana hati seorang anak perempuan yang sangat rindu pada ayahnya. Lagu ini dinyanyikan oleh permaisuri Simcheong saat melihat sekawanan angsa terbang berbaris rapi di langit pada suatu malam di musim gugur menjelang hari raya chuseok. Ia teringat sang ayah yang sudah tua renta dan buta tinggal sendiri di kampung halamannya. Ia pun menulis surat dengan harapan angsa-angsa itu akan menyampaikannya kepada sang ayah. Namun apa daya, airmatanya yang menetes jatuh di atas kertas membuat tulisan jadi luntur dan tidak bisa terbaca. Ia pun mulai mencoba menulis lagi, tapi sayang angsa-angsa itu sudah telanjur pergi.

                                                                            

Gwangsanyungma

Gwangsanyungma (광산융마) merupakan sebuah puisi yang ditulis oleh Shin Gwangsu, seorang penyair pada masa Dinasti Joseon. Syair ini merupakan sebuah lagu sichang yang dilantunkan dengan musik seperti layaknya sebuah lagu. Ia menulis syair ini setelah terinspirasi dari seorang penyair Cina terkenal bernama Du Fu.  Du Fu menulis syair tentang dirinya yang kesepian di masa tua yang menyedihkan karena ia tidak bisa pulang ke kampung halamannya karena masih ada perang di sana. Shin yang terinspirasi dengan puisi ini lalu menuangkannya ke dalam karya dengan judul Gwangsanyungma.


Begitu tenangnya sungai di musim gugur hingga ikan-ikanpun kedinginan

Seseorang berdiri sendiri di gubuk Jungseonru di tengah tiupan angin barat

Bunga-bunga plum mekar menghiasi dunia, suara seruling senja terdengar

Di sisa hidupku, aku ikuti anjing putih dengan tongkatku


Dangsanpuri

Dulu, di setiap desa ada tempat dewa pelindung yang disebut Dangsan (당산). Dangsan berarti gunung atau bisa juga diartikan sebagai sebuah pohon tua yang besar. Pada hari raya atau acara penting desa, seluruh penduduk desa akan berkumpul di sana untuk mengadakan ritual. Setelah itu mereka bermain musik dan bersenang-senang dengan menyanyikan lagu Dangsanpuri. Zaman dulu orang-orang percaya bahwa setiap ruangan di dalam rumah dijaga oleh seorang dewa pelindung yang membuat penghuni rumah merasa lebih aman. Mereka adalah Dewa Seongju yang melindungi ruang tamu dan Dewa Jowang yang menjaga dapur. Ada juga Dewa Mun, sang penjaga pintu dan Dewa Cheuk yang menjaga kamar mandi. Dewa Dangsan, sang pelindung desa, ternyata bukan hanya satu. Dalam lagu Dangsanpuri yang dinyanyikan para penduduk desa itu, nama semua Dewa Dangsan yang melindungi desa disebut dan orang-orang berdoa kepadanya untuk mengusir roh jahat dan memberi mereka keberuntungan.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >